Minggu, 15 Juli 2012

PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK AVERSION THERAPY DALAM PROSES PENDIDIKAN INFORMAL


Salah satu pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling adalah pendekatan Behavioral. Pendekatan ini menekankan pada perubahan perilaku yang spesifik. Perilaku dipandang sebagai respon terhadap stimulasi atau perangsangan eksternal dan internal. Maka dari itu, pendekatan Behavioral bertujuan untuk mengaitkan antara stimulus – respon (S-R) sebaik mungkin. Namun, pada perjalananya perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh stimulus (S) saja, perlu adanya reinforcement (penguatan) untuk mengahasilkan respon (R). Reinforcement bisa diwujudkan melalui pemberian reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
Salah satu teknik pendekatan Behavioral adalah Aversion Therapy. Teknik ini bertujuan untuk menghukum perilaku yang negatif dan memperkuat perilaku positif. Berkaitan dengan adanya reinforcement (penguatan), teknik ini tidak hanya dapat dilakukan dalam lingkup Bimbingan dan Konseling di sekolah saja, bahkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh riil dari teori ini adalah pengalaman di keluarga saya. Ayah saya adalah seorang yang fanatik terhadap agama. Segala cara akan dilakukan agar anak-anaknya mau beribadah sesuai ajaran, seperti sholat, mengaji, dan lain sebagainya. Saya bisa mengamati secara langsung cara menddik Ayah saya terhadap adik saya.
Sejak kecil adik saya sudah diberikan proses belajar oleh Ayah saya. Ayah selalu menomor satukan pendidikan agama dan kemudian dilanjutkan dengan pendidikan dunia. Umur 2 tahun adik saya sudah diajarkan untuk membaca huruf Arab, caranya adalah dengan membuat potongan-potongan kertas seukuran kartu Remi. Kemudian masing-masing kertas berisi huruf Arab dengan warna yang mencolok dan bentuk yang begitu jelas. Ayah saya begitu menekuni cara seperti ini sampai akhirnya Adik saya benar-benar bisa membaca Alquran.
Disadari atau tidak sebenarnya sudah ada unsur pendekatan Behavioral didalamnya, terlebih lagi Ayah saya tidak pernah lepas dari reward (hadiah). Ayah saya selalu memberikan reinforcement (penguatan) berbentuk hadiah kepada anak-anaknya. Dampak positif yang saya rasakan adalah, saya mendapatkan motivasi yang besar dari orang tua saya, tapi dampak negatifnya adalah hingga saya kuliah semester 4 ini, saya masih selalu memeinta hadiah saat saya mendapat prestasi. Kata Ayah saya, dulu saya juga diperlakukan sama dengan adik saya, dari mulai belajar mengaji sampai belajar membaca.
Dan cara terbaru yang dilakukan ayah saya kepada adik saya adalah memberikan tarif hadiah kepada adik saya. Penasaran? Ini dia tarifnya..
TARIF HADIAH
Hafalan
Tarif
Surat Attin
Rp 5000
Surat Alfiil
Rp 6000
Surat Al Humazah
Rp 7000
Surat Al ghosyiah
Rp 10.000
Surat A’la
Rp 10.000
Surat Attakatzur
Rp 7000
Surat Yaa Siin
Rp 50.000
Surat Al Mulk
Rp 50.000
Juz ‘Amma
Rp 300.000
Alqur’an
Rp 1.000.000

Hal ini dilakukan Ayah saya karena selama liburan sekolah adik saya hanya bisa minta uang untuk beli jajanan dan main diluar rumah, dengan adanya tarif  hadiah ini adik saya langsung termotivasi, buru-buru ambil air wudhu dan menghafalkannya. Alhasil tidak ada 10 menit adik saya sudah mengantongi uang Rp 11.000. Tertarik??
Kalau cara yang ini, sepertinya saya belum pernah mendapatkannya dari ayah saya. Berarti ini adalah cara ter up-to-date dari Ayah saya. Ternyata ilmu tentang Bimbingan dan Konseling secara tidak langsung dan disadari atau tidak, telah ada dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat bagi para orang tua yang sedang bingung mendidik anaknya yang mungkin agak “bandel” seperti adik saya. Dan khususnya bermanfaat bagi saya kelak ketika jadi orang tua.